MAKASSAR24, MAKASSAR – Benarkah kompleks Angkatan Laut yang terletak di jalan tinumbu Kecamatan Tallo, kota makassar di jadikan tempat penyimpanan limbah avtur, Minggu (03/11/2024).
Berdasarkan hasil pantauan Awak media terlihat puluhan mobil tangki berwarna putih buru lalulalang di kompleks angkatan laut dimana mobil tersebut merupakan kendaraan operasional dari PT Sanusi Putra Mandiri.
Aktivitas truk tangki tersebut tentu saja mengundang perhatian warga, Awak media yang mendapat informasi tersebut, mencoba melakukan pemantauan di lokasi yang di maksud, “dan benar saja” terlihat puluhan mobil tangki yang di duga bermuatan limbah avtur tersebut lalulalang di lokasi tersebut,
Tidak hanya sampai di situ Awak media kemudian mencoba menggali informasi lebih dalam kepada warga sekitar,
Salah seorang pedagang kaki lima PKL menyebut bahwa “Aktivitas tersebut telah berlangsung cukup lama kami merasa penasaran dengan muatan mobil tersebut pak karna mobilnya keluar masuk di area kompleks TNI AL sedangkan mobil tersebut jelas merupakan jenis mobil pengangkut BBM” Bebernya kepada awak media.
Sementara itu,, salah seorang jurnalis mencoba untuk masuk ke area kompleks untuk memastikan dan mencari informasi terkait mobil tangki yang kerap keluar masuk di kompleks tersebut,
Alangkah kagetnya iya mendapati puluhan mobil tangki berwarna putih biru dengan kapasitas muatan 16.000 liter, iya berhasil merekam gambar melalui kamera tersembunyi yang telah iya persiapkan sebelum memasuki lokasi.
Keberadaan mobil tersebut tentu saja menimbulkan pertanyaan, mengapa mobil tersebut ada di kompleks Angkatan Laut, Sedangkan di area tersebut jelas bahwa tidak ada penggunaan bahan bakar jenis solar maupun lainnya,
Sedangkan alamat PT pemilik mobil tersebut bukan dalam Kompleks tetapi di tempat yang berbeda,
Kuat dugaan bahwa lokasi tersebut di jadikan sebagai lokasi penimbunan limbah Avtur,, limbah avtur tersebut jelas di larang oleh pemerintah untuk di tampung dengan alasan apapun, karena setiap limbah avtur yang di keluarkan dari tangki pesawat harus di kembalikan dan di olah oleh pihak yang resmi di akui oleh Negara.
Mirisnya lagi, apabila limbah avtur tersebut malah di tampung di dalam kompleks Angkatan laut di mana semestinya mereka membantu pemerintah untuk menjaga dan menegaskan aturan tersebut, namun kondisi dan fakta yang ada justru terbalik, kuat dugaan adanya keterlibatan oknum angkatan laut dalam hal ini.
Oleh karenanya kami berharap kepada pihak polda Sulawesi Selatan untuk turun ke lokasi tersebut dan menindak tegas siapapun yang terlibat.
Aswar